25 May 2017

Jaga Hati

Pilkada.
Sidang Pak Ahok.
Pak Ahok kalah jadi Gubernur (lagi).
Pak Ahok dinyatakan bersalah dan langsung masuk penjara.
Bu Vero nangis.
Bom di Manchester – Filipin – Kp Melayu.

*tarik napas* 
*buang napas*

Iya gw emang Ahokers. Iya gw sedih banget dan beberapa kali mewek liat betapa Pak Ahok walaupun kalah Pilkada malah disambut bagaikan pemenang dengan karangan bunga yang bejibun dan koor nasionalisme di Balai Kota.

Ngga mau membahas terlalu jauh mengenai Pak Ahok, karna bagi gw dia seorang pemimpin sejati. Dia salah walaupun ada manipulasi disitu, tapi dia minta maaf. He’s not perfect. He’s human.

Tapi yang bikin gw mewek banget saat liat Bu Vero nangis saat membacakan surat dari Pak Ahok yang menyatakan bahwa dia dan keluarga memutuskan untuk tidak banding.
Mrembes miliiii :’) :’) *pelukbuveropakahokdananakanaknya*
Thank you for being a true inspiration and represent of God’s heart :’)

Wow. Wow. Wow.

Dari peristiwa ini, gw jadi banyak diskusi dengan Tofan mengenai hidup, mana orang baik, mana orang yang niatnya jahat, negara yang sudah mulai terpecah karena agama hingga yang paling penting: gimana cara mendidik anak-anak kita ke depannya.

As a mother, frankly speaking, I am far from what you call a perfect mom.
But I’m trying my best to be one.
Being a parent itu susah, karna ngga ada sekolahnya.
Dulu waktu jaman gw kecil, gw dididik untuk sopan, belajar yang bener, harus rangking 1, masuk ITB, dan jadi PNS.
Sekarang, selain paradigma itu udah ngga relevan lagi, kita pengen ngajarin anak-anak kita lebih mateng ke masalah sikap:
-       Bisa tau mana yang benar dan mana yang salah
-       Bisa memilih untuk selalu ke opsi yang benar, whatever happen
-       Bisa jujur daripada munafik
-       All in all, ya ini lebih menjaga hati sih ya…

Gw suka banget quote dari buku/film Kite Runner:
“there is only one sin, only one. And that is theft. Every other sin is a variation of theft. When you kill a man, you steal a life... you steal his wife's right to a husband, rob his children of a father. When you tell a lie, you steal someone's right to the truth. When you cheat, you steal the right to fairness... there is no act more wretched than stealing.”  
Terlihat simpel tapi dalem.

Jaga hati à jaga perasaan à jaga sikap à jaga kelakuan
Jaga hati? Ah itu mah gampang…
Well, is it really?
Kalo orang bisa jaga hati, harusnya dia punya rasa malu.
Kalo orang bisa jaga hati, harusnya dia bisa santun ke orang lain (tanpa liat status).
Kalo orang bisa jaga hati, harusnya dia bisa jujur.
Kalo orang bisa jaga hati, harusnya dia punya rasa toleransi.
Kalo orang bisa jaga hati, harusnya dia bisa jaga komitmen. Apalagi komitmen pernikahan.
Kalo orang bisa jaga hati, harusnya dia ngga mendua aka selingkuh. Apalagi di beberapa kasus yang mengundang malah si perempuan, yang notabene seorang ibu. Oh no. Kalo kata lambe turah si pelakor/palakor/valakor. Sigh.
Kalo orang bisa jaga hati, harusnya dia bisa menghargai orang lain (tanpa liat latar belakang).
Kalo orang bisa jaga hati, harusnya dia bisa mengendalikan rasa iri/marah/kecewa.
Kalo orang bisa jaga hati, harusnya dia bisa menahan untuk melakukan tindakan kasar apalagi sampai terjerumus untuk membunuh.
Dll.

Berat kan ya ternyata menjaga hati itu?
That’s why itu yang mau kita jadiin prioritas ke anak-anak kita. Apalagi jaman sekarang kan makin canggih ya dan somehow jadi reminder juga buat kita as a parent jadi belajar juga.

Gw bukan seorang yang religious, yang tiap minggu ke Gereja, tapi at least semoga perilaku gw selama ini mencerminkan bahwa gw seorang yang takut akan Tuhan. Bukan defensive, tapi lebih mending begitu bukan daripada ada yang perilakunya taat banget, tapi dari segi tindakan minus. As simple karena ngga menjaga hatinya. Yet, am trying to choose to be good and do good since my purpose in life is to be a good role model to my boys.
Am still learning too since it’s hard to do so.
Am not trying to lecture ya btw, just want to outpour what has been in my mind lately. You may agree or disagree. You choose :)




-->